Aplikasi Steller Ramai ?

by April 06, 2017 0 komentar

KabarMuhda — Belakangan, ini masa Facebook dan Instagram di Indonesia ramai dibanjiri konten dari media sosial Steller. Netizen berbondong-bondong memamerkan kisah perjalanan, kuliner, fashion, dan hal-hal keseharian lainnya. Banyak yang kemudian bertanya, "Apa itu Steller?"

Steller merupakan singkatan dari storyteller alias penutur cerita atau pendongeng. Steller menyediakan semua elemen untuk bercerita, meliputi teks, foto, dan video.
Dari namanya, Steller seyogianya mampu memenuhi hasrat netizen untuk bercerita di ranah maya, khususnya lewat jalur mobile.

Lalu, apa yang membuat Steller begitu spesial? Menghadirkan semua jenis konten tentu bukan hal baru di industri media sosial. Kita lebih dulu mengenal Facebook yang juga mengakomodasi kemampuan tersebut. Bahkan, kini Facebook bisa dibilang lebih lengkap dengan adanya akses ke foto dan video 360 derajat.
Path tak jauh beda dari Facebook. Media sosial bernuansa merah itu paling laku di Indonesia karena dianggap sesuai dengan karakter netizen Tanah Air.
Ada pula Instagram, Snapchat, dan Twitter, yang cukup signifikan menyita waktu netizen. Masing-masing juga menyediakan konten teks, foto, dan video.

Buat pamer

Meski begitu, esensi Steller sejatinya tak hanya berkutat pada kelengkapan elemen komunikasinya. Pencetus tanda pagar (#) #StellerID, Dita Wistarini, memaparkan opininya tentang media sosial tersebut.
Ia mengindikasikan Steller sebagai media sosial yang cocok untuk semua karakter pengguna media sosial, baik anak Twitter, anak Path, anak blog, anak Instagram, hingga anak YouTube.

Kami pun mencoba menjajal Steller dan berselancar ke berbagai akun. Dari situ, kami menemukan beberapa poin yang menjadikan Steller layak bagi sebagian orang.
Poin paling utama adalah prinsip "sama rata sama rasa" yang kental pada platform tersebut. Saat bercerita, pengguna bukan cuma boleh menggunakan teks, foto, dan video, tetapi "wajib" menggabungkan semuanya secara adil.

Tak ada format konten yang jadi anak emas dan anak tiri. Tak ada yang utama dan yang melengkapi. Sebab, esensi Steller adalah kesatuan dan keutuhan cerita. Teks, foto, dan video berkedudukan sama dan saling membutuhkan satu sama lain untuk membentuk alur kisah yang runut.

Beda halnya dengan Instagram, Twitter, ataupun Snapchat. Instagram cenderung disesaki orang-orang yang gemar berekspresi lewat foto, sedangkan Twitter lebih ke teks, dan Snapchat lebih ke video.

Di Instagramnetizen mungkin bakal mengunggah beberapa foto sebagai oleh-oleh sehabis melancong ke sebuah kota. Lain halnya di Steller, di mana pengguna bisa bercerita lebih lengkap dan panjang lebar hanya dalam satu unggahan yang menggabungkan semua konten.

Baru di Indonesia

Bagaimanapun, Steller hadir sebagai oasis di tengah kemapanan platform populer semacam Facebook dan Instagram. Media sosial asal San Francisco, AS, tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2014 lalu.

Adalah kakak beradik Brian McAniff dan Karen Poole yang melahirkan Steller ke jagat maya. McAniff adalah perancang user experience (UX), sedangkan Poole memiliki hasrat kuat pada bidang desain visual.

Di Indonesia, kiprah Steller baru dimulai pada awal April 2016 untuk perangkat iOS. Pada minggu pertamanya, Steller sudah mengumpulkan ratusan cerita netizen Tanah Air.
Sebulan setelahnya, atau pada awal Mei ini, aplikasi Steller resmi hadir di Android. Sekitar 10.000-an pengguna Android sudah mengunduh aplikasi tersebut.

Beberapa sosok terkenal yang sudah bergabung di Steller adalah artis Dian Sastrowardoyo, penulis Dewi Lestari, sutradara Angga Dwimas Sasongko, pelukis Eko Nugroho, ilustrator Rukmunal Hakim, fotografer Arbain Rambey, dan jurnalis senior Wisnu Nugroho.
Untuk mulai memakai Steller dan bergabung dalam komunitas pengguna Steller, Anda bisa mengunduh aplikasi tersebut lewat Apple App Store atau Google Play Store.

< Sw > ( Sumber : kompas.com dengan penambahan seperlunya )

Unknown

Administrator

Terimkasih Atas Kunjungannya. Yuk Mari Berbagi kebaikan dengan Share artikel diatas :-) . Atau kirim karya Kamu ke email kami : jurnalismuhda@gmail.com ### “ Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka.” (H.R. Muslim) ###

0 komentar:

Posting Komentar